Menurut para ulama, Islam merupakan agama yang menjadikan SILATURAHIM (bukan SILATURAHMI sebagaimana yg sering kita dengar banyak dipakai secara salah kaprah oleh masyarakat kita) sebagai hal yang sangat penting sekal, Bahkan ada seorang ulama yang mengatakan SILATURAHIM merupakan jantungnya agama Islam.
Mengapa yang benar itu SILATURAHIM dan bukan SILATURAHMI? Ditinjau secara morfologi atau cabang ilmu Linguistik yang mempelajari tata kata, baik kata SILATURAHIM maupun SILATURAHMI terbentuk dari kata yang sama yaitu SHILAH yang artinya menyambungkan. Yang membedakan keduanya adalah akhiranya. Yang satu kata RAHIM sedangkan yang satu lagi RAHMI. Dalam bahasa Arab, kedua kata ini berbeda artinya. Kata RAHIM artinya kasih sayang (ingat: ALLAH SWT mempunyai sifat Ar Rahim, Yang Maha Penyayang). Sedangkan kata RAHMI mempunyai arti “rasa nyeri yg timbul (dan diderita sang ibu) pada saat melahirkan”. Dengan demikian kata SILATURAHIM = penyambung kasih sayang, sedangkan SILATURAHMI= penghubung uterus (tali pusar yg menghubungkan ibu dan anak). Sangat berbeda sekali maknanya bukan?
Beberpa bukti bahwa Islam merupakan agama SILATURAHIM, misalnya bisa dilihat dari anjuran Rasululloh SAW (minimal) kepada kaum pria agar melakukan sholat berjamaah di masjid. Dengan melakukan sholat berjamaah di masjid akan menciptakan kondisi setiap hari antar sesama muslim dalam suatu kawasan (RT atau RW atau tetangga dekat) saling bertemu melakukan ibadah yg serupa. Karena bisa saling bertema tentunya mereka pun akan berkomunikasi, Jika sering terjalin komunikasi maka ujung2nya hubungan kasih sayang dan kekeluargaan antar sesama mereka.. Saat ada seorang jamaah yang tidak hadir, akan terasa kita akan merasa kehilangan seorang anggota ‘keluarga’, ini artinya dalam diri kita telah tumbuh rasa kasih sayang kepada jamaah ybs.
Pada hari Jum’at, kaum pria mesti menghadiri Jum’atan. Di hari itu, acara SILATURAHIM yang terjadi lebih besar, karena tidak saja tetangga dekat yang hadir, bisa jadi ada saudara dari beda rw yang ikut hadir di masjid. Selain itu, akan banyak hadir tetangga dekat yang jarang kita temui pada saat sholat berjamaah. Dengan demikian, scoop (ruang lingkup) dari SILATURAHIM menjadi lebih besar.
Tingkatan SILATURAHIM yang diajarkan Islam tidak berhenti pada level ini. Masih ada event lain yang mengajak kita untuk MEYAKINI bahwa Islam adalah agama yang SEMPURNA yakni event SHOLAT ‘IED, baik ‘Iedul Fitri ataupun ‘Iedul Adha. Kaum muslimin/muslimat akan berbondong-bondong hadir di satu tempat yang luas, dan bisa menampung ratusan bahkan ribuan umat untuk bertemu dan saling mengenal dan bersilaturahim.
Kemudian tingkatan akhir dari SILATURAHIM yang diajarkan Islam adalah HAJI. Pada musim haji, JUTAAN manusia DARI SELURUH DUNIA BERKUMPUL. Kita akan bertemu dengan saudara muslim dari Amerika, Inggris, Perancis, juga dari Afrika, Mesir, Iran, Soviet, dst dst (tentu saja dengan Arab) dengan keunikan dari masing-masing individu dan kebudayaan mereka. Di saat inilah, akan terasa bahwa betapa Islam adalah agama yang TIDAK MEMBEDA-BEDAKAN RAS, JABATAN, KEDUDUKAN, DST DST. Yang membedakan manusia hanyalah TINGKAT KETAQWAANNYA.