Minggu, 12 Juni 2011

MENGAPA KITA GAGAL MERAIH KEUTAMAAN RAMADHAN?

oleh Kholid A. Harras

Dalam sebuah hadist Rasulullahbersabda "Berapa banyak orang yangberpuasa namun ia tidak mendapatkan manfaat apa-apa dari puasanya tersebutkecuali rasa lapar dan dahaga saja...". Dari keterangan hadist tersebut jelaslah bahwasanya tidak setiap kita yangmelakukan ibadah puasa dapat mengantarkannya meraih derajat taqwa sebagaimana yangmenjadi tujuan dari ibadah shaum ramadhan ini ..

Menurut para ulama, penyebabutama terjadinya kondisi yang paradoksal seperti itu antara lain karena ibadahshaum atau puasa yang banyak dilakukan mengabaikan dua syarat utamanya, yakni penuh keimanan(imanan) serta perhitungan dan kesungguhan (ikhtisaban). Ketika kedua syarattersebut tidak secara sungguh-sungguh diperhatikan maka sudah pasti kita akangagal meraih keutamaan Ramadhan. Berikut sembilan indikator penyebab kita gagal meraih keutamaanRamadhan.

PERTAMA,ketika berpuasa tidak menghalangi dirinya untuk tidak menjaga mulutnya, seperti bergunjing membicarakan keburukanorang lain, mengeluarkan kata-kata kasar, membuka rahasia, mengadu domba, sertaberdusta. Rasulullah SAW menyatakan bahwa dusta akan menjadikan puasa sia-sia.(HR. Bukhari)

KEDUA, ketika target pembacaan Al-Qur'an yang dicanangkan minimal satu kali khatam, tidakterpenuhi selama bulan ramadhan. Kenapa minimal harus dapat mengkhatamkan satukali sepanjang bulan ini? Karena itulah terget minimal pembacaan Al-Qur'an yangdiajarkan oleh Rasulullah SAW. Di bulan ini, pembacaan Al-Qur'an merupakanbentuk ibadah tersendiri yang sangat dianjurkan. Pada bulan inilah tersebutmalam lailatul qadar. Pada bulan ini pula Jibril as biasa mengulang-ulangbacaan Al-Qur'an kepada Rasulullah SAW. Orang yang berpuasa sangat dianjurkan memiliki wirid Al-Qur'anyang lebih baik dari bulan-bulan selainnya.

KETIGA, ketika puasa tak bisa menjadikan pelakunya berupaya memelihara mata dari melihat yangharam. Mata adalah penerima informasi paling efektif yang bisa memberi rekamankedalam otak dan jiwa seseorang. Memori informasi yang tertangkap oleh mata,lebih sulit terhapus daripada informasi yang diperoleh oleh indra yang lainnya.Karenanya, memelihara mata menjadi sangat penting untuk membersihkan jiwa danpikiran dari berbagai kotoran. Ini sebabnya Islam mewasiatkan sikap hati-hatidalam menggunakan nikmat mata.

KEEMPAT, ketika malam-malam ramadhan menjadi tak ada bedanya dengan malam-malam selainRamadhan. Salah satu ciri khas bulan Ramadhan adalah, Rasulullah menganjurkanumatnya untuk menghidupkan malam dengan shalat dan do'a-do'a tertentu. Ibadahshalat di bulan Ramadhan yang biasa disebut shalat tarawih, merupakan amalibadah khusus di bulan ini. Tanpa menghidupkan malam dengan ibadah tarawih,tentu seseorang akan kehilangan momentum berharga.

KELIMA, jika saat berbuka puasa menjadi saat melahap semua keinginan nafsunya yang tertahan sejakpagi hingga petang. Menjadikan saat berbuka sebagai kesempatan "balas dendam"dari upaya menahan lapar dan haus selama siang hari. Bila ini terjadi, berartinilai pendidikan puasa akan hilang. Puasa, pada hakikatnya, adalah pendidikanbagi jiwa (tarbiyatun nafs) untuk mampu mengendalikan diri dan menahan hawanafsu. Puasa menjadi kecil tak bernilai dan lemah dalam unsur pendidikannyaketika upaya menahan dan mengendalikan nafsu itu hancur oleh pelampiasan nafsuyang dihempaskan saat terbuka.

KEENAM, ketika bulan ramadhan tidak dioptimalkan untuk banyak mengeluarkan infaq dan shadaqah.Rasulullah SAW seperti digambarkan dalam hadits, menjadi sosok yang palingmurah dan dermawan di bulan Ramadhan. Di bulan inilah, satu amal kebajikan bisabernilai puluhan bahkan ratusan kali lipat di banding bulan-bulan lainnya.Momentum seperti ini sangat berharga dan tidak boleh disia-siakan.

KETUJUH, ketika hari-hari menjelang idul fitri sibuk dengan persiapan lahir, tapi tidak sibukdengan memasok perbekalan sebanyak-banyaknya pada 10 malam terakhir untukmemperbanyak ibadah. Lebih banyak berfikir untuk bisa merayakan idul fitridengan berbagai kesenangan, tapi melupakan suasana akan berpisah dengan bulanmulia tersebut.Rasulullah dan para shabat mengkhususkan 10 hari terakhir untukberdiam didalam masjid, meninggalkan semua kesibukan duniawi. Merekamemperbanyak ibadah, dzikir dan berupaya meraih keutamaan malam seribu bulan,saat diturunkannya Al-Qur'an. Pada detik-detik terakhir menjelang usainyaramadhan, mereka merasakan kesedihan mendalam karena harus berpisah denganbulan mulia itu. Sebagian mereka bahkan menangis karena akan berpisah denganbulan mulia.

KEDELAPAN, ketika Idul Fitri dan selanjutnya dirayakan laksana hari"merdeka" dari penjara untuk melakukan berbagai penyimpangan. Fenomena inisebenarnya hanya akibat dari pelaksanaan puasa yang tidak sesuai denganadabnya. Orang yang berpuasa dengan baik tentu tidak akan menyikapi Ramadhansebagai beban dan keterkungkungan.

KESEMBILAN, setelah ramadhan, nyaris tidak ada ibadah yang ditindaklanjutipada bulan-bulan selanjutnya. Misalnya memelihara kesinambungan puasa sunnah 6hari di bulan Syawal dan puasa-puasa sunah lainnya, shalat malam, membacaAl-Qur'an, ataupun bersedekah dan berinfak.

Amal-amal ibadah satu bulanramadhan, adalah bekal pasokan agar ruhani dan keimanan seseorang meningkatkanuntuk menghadapi sebelas bulan setelahnya. Namun, orang akan gagal meraihkeutamaan Ramadhan, saat ia tidak berupaya menghidupkan dan melestarikanamal-amal ibadah yang pernah ia jalankan dalam satu bulan di bulan ramadhan.marilah kita perbaiki diri kita di bulan ramadhan ini, dan kita tingkatkankualitas kepribadian kita agar kita mampu meraih keutamaan bulan ramadhan. (KAH)



Tidak ada komentar:

Pengikut

Arsip Blog

Mengenai Saya

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia