Minggu, 12 Juni 2011

SBY, PRESIDEN PERUSAK BAHASA INDONESIA

oleh Kholid A. Harras

Sewaktu SBY menjabat sebagai Menko Polkam dalam Kabinet Gotong Royong era Presiden Megawati, pada perayaan bulan bahasa Oktober 2003 Pusat Bahasa (kini statusnya ditingkatkan menjadi Badan Bahasa Nasional, mengganjarnya sebagai tokoh publik berbahasa Indonesia lisan terbaik.

Salah satu dasar pertimbanganya, karena dalam setiap pidatonya di hadapan publik atau pers SBY akan senantiasa menggunakan bhs.Indonesia yang tertib, runut dan cerdas.Sejak SBY menjadi orang nomor satu di negeri ini, terlebih-lebih setelah dia menyandang gelar doktor, SBY tampaknya sudah tidak lagi istiqomah. Menurut saya, saat ini dia merupakan tokoh publik yang paling buruk dalam menggunakan bahasa Indonesia.

Ingin bukti? Coba saja simak pidatonya pada acara pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (3/1/2011). Dalam pidatonya tersebut, SBY begitu 'jor-joran' melontarkan istilah-istilah atau kalimat-kalimat dalam bahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Hanya dalam 30 menit pertama pidatonya, SBY menggelontorkan istilah dalam bahasa Inggris sebanyak 24. kali Padahal, pidato SBY hari ini berdurasi lebih dari satu jam. Jadi dapat dibayangkan akan berapa banyak istilah-istilah bahasa Inggris yang keluar dari mulut presiden kita ini.

Berikut beberapa contoh kutipan Bhs Indonesianya SBY yang banyak disoroti publik tersebut.

"Dalam melakukan evaluasi, kita harus merujuk pada parameterdan ukuran yang jelas. Correct measurement". Selanjutnya SBY mengatakan, "Pemulihan ekonomi untuk menjaga kesejahteraan rakyat, atau dengan bahasa bebas saya katakan minimizing the impact of the global economic crisis.". Menurut SBY, keberhasilan perekonomian Indonesia di tahun 2010 ini mencapai 6 persen lebih. Tak lupa, ungkapan ini juga dia sampaikan dalam bahasa Inggris. "Insya Allah tahun 2010 ini kita bisa mencapai enam persen, close to six percent," ujar Presiden.

Selain itu dalam pidato tsb SBY mengutip kata maupun istilah-istilah dari bahasa Inggris yang fungsinya hanya sebatas penggaya saja, karena dia terlebih dahulu mengutip istilah bhs. Indonesianya. Antara lain “Kita tetapkan sejumlah kebijakan, policies, dan tindakan nyata, actions.” “Menuju sebuah anggaran yang berimbang, balance badget.” “Tetapi, secara umum, in general.” “Yang menyakitkan, yang painful.” “Tapi, kami pemerintah mengatakan, it is achievable, bisa dicapai.”

Atas dasar kenyataan tersebut, saya mengusulkan kepada Badan Bahasa Nasional untuk mencabut kembali gelar SBY sebagai "Tokoh Publik Pengguna Bahasa Indonesia Lisan Terbaik". Kini SBY sudah tidak tepat lagi menyandang gelar tersebut. Bahkan bila perlu, SBY perlu diganjar sebagai presiden pelanggar UU Nomor 24 Tahun 2009 yang mewajibkan pejabat negara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tindakan ini penting dilakukan untuk menjaga harkat dan martabat Badan Bahasa Nasional.

Tidak ada komentar:

Pengikut

Arsip Blog

Mengenai Saya

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia